Pernikahan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
Sebelum kita menelusuri sebagian kehidupan rumah tangga Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersama istri-istrinya maka sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu siapakah para ummahatul mukminin tersebut.
Bagaimanakah silsilah sejarah pernikahan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan mereka, sehingga kita memiliki sedikit gambaran tentang kehidupan rumah tangga Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Mereka adalah wanita-wanita yang dipilihkan Allah untuk Rasul-Nya.
sebagaimana disebutkan dalam hadist Abu Said Al-Khudri, bahwasannya
Rasulullah bersabda,
"Aku tidak menikah dengan istri-istriku dan aku tidak menikahkan
putri-putriku kecuali dengan izin yang dibawa Jibril dari Allah"
Dikatakan beruntung dunia-akhirat karena para Ummahatul Mukminin ini juga mendapatkan jaminan syurga.
Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak menghendaki aku menikah atau dinikahkan kecuali dengan wanita-wanita penghuni Syurga."
2 orang yang meninggal sebelum Rasulullah adalah Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah. Dengan demikian berarti Rasulullah wafat meninggalkan 9 istri. Istri yang pertama kali meninggal setelah Rasulullah adalah Zainab binti Jahsy.
Bagaimanakah silsilah sejarah pernikahan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan mereka, sehingga kita memiliki sedikit gambaran tentang kehidupan rumah tangga Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.
1) Khadijah binti Khuwailid
Istri pertama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad. dan umur beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam tatkala menikahi Khadijah adalah 25 tahun, sedangkan Khadijah berumur 40 tahun. Khadijah adalah istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang paling dekat nasabnya dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Semua anak-anak Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
dilahirkan dari rahim Khadijah kecuali Ibrohim. Khadijah adalah seorang
wanita yang kaya, cantik, serta memiliki kedudukan yang tinggi di
masyarakat, sehingga banyak orang Quraisy yang ingin menikahinya akan
tetapi hatinya terpikat pada sosok seorang pemuda yang tidak memiliki
harta namun memiliki budi pekerti yang luhur dan tinggi. Dialah Muhammad
shalallahu ‘alaihi wa sallam. Khadijah telah mengorbankan
harta dan jiwanya untuk membela risalah kenabian. Ia lah wanita yang
selalu menenangkan sang kekasih dikala dirundung duka dan gelisah. Ia
menguntaikan mutiara-mutiara kata yang indah sebagai penyejuk di kala
susah, penenang di kala bimbang, dan membakar semangat di kala lesu dan
kecewa. Kata-kata indahnya telah diriwayatkan dan dicatat oleh perawi
dan penulis, sebagai ibrah bagi para istri dan wanita yang hendak
meneladani sang kekasih penghulu manusia.
Tatkala Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya “Aku mengkhawatirkan diriku”, Khadijah pun menanggapi curhatan sang kekasih dengan mengatakan,
“Tidak demikian, bergembiralah, Demi Allah sesungguhnya Allah
selamanya tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah, sungguh engkau
telah menyambung tali silaturahmi, jujur dalam berkata, membantu orang
yang tidak bisa, engkau menolong orang miskin, memuliakan tamu, dan
menolong orang-orang yang tak berdaya ditimpa musibah.”
Demikianlah ia menghibur sang suami yang kala itu khawatir sesuatu
yang buruk akan menimpa dirinya. Ia memotivasi, memuji, dan member kabar
gembira.
Tidak heran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
sangat mencintainya, selalu menyebut namanya, kemuliaannya, dan
jasa-jasanya, meski ia telah tiada. sampai-sampai Aisyah berkata,
“Aku tidak pernah cemburu pada seorang pun dari istri-istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam seperti kecemburuanku pada Khadijah. aku tidak pernah melihanya, akan tetapi Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebut namanya. Terkadang Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
menyembelih seekor kambing kemudian mengirimkannya kepada
sahabat-sahabat Khadijah. Ada kalanya aku berkata kepadanya,
“Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita bagi Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kecuali Khadijah”, lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
berkata, “Dia itu wanita yang demikian dan demikian dan aku dahulu
memiliki seorang putra darinya…'” Aisyah cemburu kepada Khadijah padahal
Khadijah telah meninggal dunia.
Khadijah wafat tiga tahun sebelum hijrah. Pada hari wafatnya Khadijah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merasakan kesedihan yang sangat dalam hingga tahun wafatnya disebut dengan “Tahun Kesedihan”.
selanjutnya marilah kita cermati perkataan Ibnul Qoyim rhimahullah yang menceritakan silsilah sejarah pernikahan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. beliau berkata,
2) Kemudian beberapa hari setelah itu beliau menikahi Saudah binti
Zam’ah Al-Qurosyiah, dia lah yang telah menghadiahkan hari gilirannya
(giliran menginap Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya) untuk Aisyah.
3) Setelah menikahi Saudah, beliau menikah dengan Ummu Abdillah Aisyah
Ash-Siddiqoh binti Ash-Shiddiq yang telah dinyatakan kesuciannya oleh
Allah dari atas langit ketujuh. kekasih Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, putri Abu bakar Ash-Shiddqi, malaikat telah menampakkan Aisyah kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sebelum menikah dengannya. Dalam mimpi beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam
melihat Aisyah tertutup wajahnya dengan selembar kain dari sutra lalu
malaikat itu berkata, “Inilah istrimu (bukalah kain penutup wajahnya)”.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya pada bulan Syawal dan umur Aisyah kala itu adalah 6 tahun. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
menggaulinya pada Syawwal pada tahun pertama hijrah ketika umurnya
9 tahun. Beliau tidak menikahi seorang perawan pun selainnya.
Tidak pernah ada wahyu yang turun ketika nabi berselimut bersama salah
seorang di antara istrinya kecuali Aisyah. Ia merupakan wanita yang
paling dicintai nabi. Allah pun mencintainya dan membela serta
menyucikan namanya dari tuduhan dusta. Telah turun wahyu dari langit
menjelaskan terbebasnya Aisyah dari tuduhan zina dan umat sepakat akan
kafirnya orang yang menduduh Aisyah berzina. Dia adalah istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
yang paling paham agama dan yang paling pandai, bahkan terpandai di
antara para wanita umat ini secara mutlak. Tokoh-tokokh para sahabat pun
menjadikan pendapatnya sebagai landasan beragama dan mereka sering
meminta fatwa keadanya. Ada sebuah kabar yang menyatakan bahwa beliau
pernah mengalami keguguran, namun pendapat ini tidak benar sama sekali.
4) istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang keempat adalah Hafshah binti Umar bin Al-Khattab. Abu Dawud menyebutkan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceraikannya kemudian ruju’ (kembali) lagi kepadanya.
5) Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Zainab binti Khuzaimah bin Al-Harits Al-Qurosyiah dari bani Hilal bin Amir. dan beliau wafat di sisi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam setelah tinggal bersama selama 2 bulan.
6) kemudian beliau menikah dengan Ummu Salamah Hind binti Abi Umayyah
Al-Qurosyiah Al-Makhzumiah, nama Abu Umayyah adalah Hudzaifah bin
Al-Mughiroh. Ummu Salamah merupakan istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
yang paling terakhir wafatnya menurut sebagian ulama, ada pula yang
berpendapat Shafiah yang terakhir wafat di antara istri-istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang lain.
7) Kemudian beliau menikahi Zainab binti Jahsy dari bani Asad bin Khuzaimah dan dia adalah anak Umayyah bibi Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Allah telah menurunkan firman-Nya berkaitan dengan dirinya,
“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia.” (Q.s. Al-Ahzab: 37)
Peristiwa Allah langsung yang menikahkannya dengan Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam menjadi kebanggan tersendiri bagi Zainab binti Jahsy.
Bagaimana tidak, Allah telah menjadi wali nikahnya, tentunya wajar
apabila ia berbangga. Ia pun sering membanggakannya di hadapan
istri-istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang lain. Ia
berkata, “Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian, adapaun aku dinikahkan
oleh Allah dari atas langit yang ke tujuh.” Oleh karena itu, di antara
keistimewaannya adalah Allah lah yang telah menikahkannya dengan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia wafat di awal kekhalifahan Umar bin Al-Khatthab. Dahulunya ia adalah istri Zaid bin Haritsah dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat Zaid sebagai anak angkatnya. tatkala Zaid menceraikannya maka Allah pun menikahkannya dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam agar umat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
bisa mencontohnya atau agar anggapan haramnya menikahi istri anak
angkat tidaklah menjadi isu yang benar, pendapat-itu hanya merupakan
warisan budaya jahiliyah.
8) Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
menikahi Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhiror Al-Mushtoliqiah.
Awalnya ia merupakan seorang tawanan bani Mushtholiq (Kabilah Yahudi)
lalu ia pun datang menemui Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam meminta agar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam membantu penebusannya. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menebusnya dan menikahinya.
9) Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Ummu
Habibah , namanya adalah Romlah binti Abi Sufyan Sokhr bin Harb
Al-Qurosyiah Al-Umawiah. Ada pula yang mengatakan namanya adalah Hindun.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya pada saat
Ummu Habibah sedang berada di negeri Habasyah karena berhijrah dari
Mekah ke negeri Habasyah. Najasyi memberikan mahar atas nama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ummu Habibah sebanyak empat ratus dinar. Lalu ia dibawa dari Habasyah kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam (di Madinah). Ummu Habibah meninggal di masa pemerintahan saudaranya, Mu’awiyah.
10) Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
menikahi Shafiyah binti Huyai bin Akhtab pemimpin bani Nadhir dari
keturunan harun bin Imron saudara Musa. Ia adalah putri (keturunan) Nabi
(Harun) dan istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia termasuk wanita tercantik di dunia. Dahulu ia merupakan tawanan atau seorang budak Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian Nabi memerdekakannya dan menjadikan pembebasannya sebagai maharnya.
11) Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Maimunah binti Al-Haritsah Al-Hilaiah dan ia adalah wanita terakhr yang dinikahi oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
menikahinya di Mekah pada waktu Umroh Al-Qadha setelah ia bertahallul
-menurut pendapat yang benar-, Maimunah wafat pada masa pemerintahan
Mu’awiyah.
12) Ada pula yang memasukkan nama Raihanah binti Zaid An-Nasraniah di antara istri-istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Raihanah binti Zaid An-Nasraniah ada juga yang menyatakan Al-Qurazhiah
yakni dari kalangan Yahudi bukan Nasrani. Ia merupakan tawanan pada
waktu perang Bani Quraizhah. Saat itu ia adalah tawanan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
memerdekakannya dan menikahinya. Rasulullah menceraikannya sekali
kemudian ruju (kembali) kepadanya. Sebagian ulama berpendapat bahwa
Raihanah adalah budak Rasulullah yang digauli oleh beliau dan terus
menjadi budaknya hingga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam wafat. Oleh Karena itu, dia terhitung termasuk budak-budak Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
dan bukan termasuk istri-istrinya. Al-Waqidi lebih cenderung kepada
pendapat yang pertama, yakni ia merupakan istri nabi. Pendapatnya
disetujui oleh Syarifuddin Ad-Dimyathi. Ia mengatakan bahwa pendapat
inilah yang lebih kuat menurut para ahli ilmu. Namun, perkataannya itu
perlu dicek kembali karena yang dikenal bahwasanya Raihanah termasuk
budak-budak Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
4 Istri Rasulullah yang bermimpi kejatuhan bulan sebelum dinikahi Rasulullah adalah Saudah, Juwairiyah, Ummu Habibah dan Shafiyah. Lima istri Rasulullah yang terkenal cantik dan belia adalah Aisyah 9 th (Al-Humaira, yang pipinya kemerah-merahan), Shafiyah 17 th (yang kulitnya putih khas bani Israil), Hafsah 18 th (yang postur badannya tinggi semampai seperti ayahnya Umar), Juwairiyah 20 th (yang wajahnya manis dan cantik), Ummu Habibah 21 th (yang kulitnya putih dan bersih).
Diantara mereka ada Khadijah, wanita paling kaya di dunia. Diantara mereka ada Aisyah, wanita paling pandai di dunia. Diantara mereka ada Ummu Salamah Sang Mujahidah. Dan di antara mereka ada Zainab binti Jahsy ahli Shodaqoh yang bershodaqoh dari hasil tangannya sendiri.
Jadi kesimpulannya istri Rasulullah ada 11 orang sbb:
1. KHADIJAH BINTI KHUWAILID R.A
2. AISYAH BINTI ABU BAKAR R.A
3. SAUDAH BINTI ZAM'AH R.A
4. HAFSAH BINTI UMAR BIN KHATTAB R.A
5. ZAINAB BINTI KHUZAIMAH R.A
6. UMMU SALAMAH BINTI ABU UMAIYYAH R.A
7. ZAINAB BINTI JAHSY R.A
8. JUWAIRIYAH BINTI AL-HARITS R.A
9. UMMU HABIBAH BINTI ABI SUFYAN R.A
10. SHAFIYAH BINTI HUYAI R.A
11. MAIMUNAH BINTI AL HARITS R.A
4 Istri Rasulullah yang bermimpi kejatuhan bulan sebelum dinikahi Rasulullah adalah Saudah, Juwairiyah, Ummu Habibah dan Shafiyah. Lima istri Rasulullah yang terkenal cantik dan belia adalah Aisyah 9 th (Al-Humaira, yang pipinya kemerah-merahan), Shafiyah 17 th (yang kulitnya putih khas bani Israil), Hafsah 18 th (yang postur badannya tinggi semampai seperti ayahnya Umar), Juwairiyah 20 th (yang wajahnya manis dan cantik), Ummu Habibah 21 th (yang kulitnya putih dan bersih).
Diantara mereka ada Khadijah, wanita paling kaya di dunia. Diantara mereka ada Aisyah, wanita paling pandai di dunia. Diantara mereka ada Ummu Salamah Sang Mujahidah. Dan di antara mereka ada Zainab binti Jahsy ahli Shodaqoh yang bershodaqoh dari hasil tangannya sendiri.
Jadi kesimpulannya istri Rasulullah ada 11 orang sbb:
1. KHADIJAH BINTI KHUWAILID R.A
2. AISYAH BINTI ABU BAKAR R.A
3. SAUDAH BINTI ZAM'AH R.A
4. HAFSAH BINTI UMAR BIN KHATTAB R.A
5. ZAINAB BINTI KHUZAIMAH R.A
6. UMMU SALAMAH BINTI ABU UMAIYYAH R.A
7. ZAINAB BINTI JAHSY R.A
8. JUWAIRIYAH BINTI AL-HARITS R.A
9. UMMU HABIBAH BINTI ABI SUFYAN R.A
10. SHAFIYAH BINTI HUYAI R.A
11. MAIMUNAH BINTI AL HARITS R.A